JatimNetwork.com - Dunia fashion saat ini bisa dibilang memang sedang berkembang pesat.
Pesatnya perkembangan pakaian membuat semua kalangan berbondong-bondong membeli pakaian yang tren dan bermerek.
Hal itulah yang membuat industri tekstil maupun toko pakaian semakin banyak.
Tak dimungkiri, banyak masyarakat yang ingin memperoleh berbagai pakaian yang tren dan bermerek dengan harga yang murah.
Baca Juga: Tak disangka! Penjual Baju Bekas di Indonesia Ternyata Mendapat Pasokan dari Negara Ini
Akibatnya, muncul lah berbagai isu pakaian yakni fast fashion, thrifting dan lainnya.
Lantas, apa sih Perbedaan fast fashion dan thrifting? Berikut penjelasannya, dilansir JatimNetwork.com dari berbagai sumber.
fast fashion dan thrifting memiliki Perbedaan yang sangat mencolok. Ternyata, fash fashion telah muncul sebelum isu thrifting populer.
Dilihat dari pengertiannya, thrifting merupakan aktivitas membeli atau mencari barang Bekas dengan harga murah untuk digunakan kembali.
Sedangkan, fast fashion adalah memproduksi pakaian yang meniru suatu brand terkenal tanpa memikirkan dampak lingkungan yang terjadi di masa depan.
thrifting dianggap sebagai salah satu cara untuk memperoleh memperoleh pakaian bermerek dengan harga terjangkau yang jauh lebih hemat.
Istilah thrifting mulai muncul pada tahun 2000. Inilah yang membuat kaum milenial berbondong-bondong mencari pakaian bermerek dengan harga yang murah.
Sementara, istilah fast fashion muncul saat Zara mendarat di New York pada awal tahun 1990-an.
Artikel Terkait
Tak Adil! Impor Baju Bekas Dianggap Mengganggu UMKM Lokal, Pebisnis Thrifting Bersuara
Dampak Buruk Perdagangan Baju Bekas Impor di Indonesia Diungkap Satgassus: Bukan Hanya Melanggar Hukum
Thrifting dapat Mengurangi Pencemaran Lingkungan, Inilah 4 Kelebihan dan Kelemahan Lain Jual Beli Barang Bekas
Netizen Dibuat Bingung Kabar Lahirnya Anak dari Marshel Widianto dan Yansen Indiani, Celine komentari ini